Senin, 30 Agustus 2010

sehari di kediaman RAsulullah

Kediaman Rasulullah
Izin telah diberikan, tibalah kita di dalam rumah
Rasulullah . Cobalah layangkan pandangan sejenak
ke sudut-sudut rumah, para sahabat radhiyallaahu
anhum akan menggambarkan kepada kita situasi di
dalamnya berupa peralatan dan perabotan dll.
Kita maklumi bersama bahwa tidaklah
diperkenankan melayangkan pandangan ke dalam
kamar atau rumah orang lain. Namun tujuan kita di
sini adalah untuk mengambil contoh dan teladan dari
rumah yang mulia tersebut. Rumah dengan
ketawadhu'an sebagai asasnya dan keimanan sebagai
modalnya. Dapat engkau lihat, dindingnya bersih dari
gambar-gambar makhluk bernyawa yang banyak
dipajang orang di rumah-rumah kebanyakan orang
pada hari ini. Padahal Rasulullah telah bersabda:
"Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat
padanya anjing atau gambar." (HR. Al-Bukhari)

Senin, 23 Agustus 2010

Haneya: Perundingan Langsung Gagal dan Takkan Pernah Kembalikan Hak Rakyat

Gaza – Infopalestina: Perdana menteri Palestina, Ismael Haneya menganggap langkah otoritas Fatah di Ramallah yang tunduk pada keinginan Amerika untuk berunding secara langsung dengan Zionis sebagai kegagalan.

Dalam pidatonya saat mengimami shalat tarawih di masjid Al-Khafa Al-Rasyidin kompleks militer Jabalia, utara Gaza, Ahad (22/8) Haneya mengatakan, janganlah menyesal bagi orang-orang yang meninggalkan dukungan ummat dengan menjual dirinya kepada kaum penjajah. Langkah tersebut tidak akan menorehkan keberhasilan dan tidak akan mengembalikan hak-hak Palestina yang terampas. Oleh karena itu, rakyat Palestina harus serius dan yakin terhadap pertolongan Allah.

Dalam pada itu, Haneya mengingatkan tentang tokoh pejuang dari Jabalia, As-Syahid Nazar Rayan yang telah gugur syahid kembali ke pangkuan Allah bersama anak-anak dan istrinya. Mereka telah dididik dalam madrasah kenabian serta digembleng di medan jihad fi sabilillah. Rayyan adalah seorang yang shaleh selalu I’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan bersama para pemuda dan mujahid Palestina.

baca selengkapnya

STABILITAS LERENG

BAB 11

STABILITAS LERENG

1. Pendahuluan

Kenapa mempelajari lereng?

q Geomorfologi: mempelajari bagaimana suatu bentang alam terbentuk

q Prediksi ketidakstabilan baik untuk lereng alam maupun buatan: keruntuhan lorong dapat berakibat fatal, dapat melibatkan kerugian material dalam jumlah besar dan nyawa banyak orang.

Struktur Beton

Balok adalah suatu bagian konstruksi dari bangunan yang berfungsi sebagai elemen pendukung struktur yang mengalami momen lentur, gaya geser, gaya puntir, dan gaya aksial baik berupa tarik maupun tekan. Dalam SNI 03-2847-2002, ditentukan dimensi tinggi balok minimal sebesar 1/28 dari bentang, dimensi minimal untuk tulangan balok yaitu D10 untuk polos. Untuk deform, jarak sengkang pada balok maksimal 250 mm.

Berikut diberikan tinjauan ulang perilaku balok beton bertulang bila diberi beban yang relatif kecil, dengan menganggap belum terjadi retakan, beton dan baja secara bersama-sama memikul beban yang bekerja.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Macam-Macam Syirik

Penyusun Ulang: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ust. Abu Mushlih

Saudariku, setelah di edisi kemarin kita dapat mengetahui hakikat kesyirikan maka kini kami ingin menjelaskan mengenai macam-macam syirik. Syirik tidak hanya menyembah berhala, menyembah selain-Nya namun riya’ juga merupakan syirik. Dengan demikian marilah saudariku kita simak penjelasan di bawah ini.


Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.

1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala

a. Syirik di dalam Rububiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.


Lailatul Qadr (Malam Kemuliaan)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)

Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi.” (QS. Ad-Dukhaan: 3). Dan malam itu berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta ‘ala: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ibnu Abbas -radhiallahu ‘anhu- berkata:

“Allah menurunkan Al-Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”

baca selengkapnya

Kamis, 19 Agustus 2010

SMS-SMS TAUJIH

SMS-SMS TAUJIH

  • Biar Allah saja yang menyamangati kita, sehingga tanpa sadar setiap peristiwa menjadi teguran atas kelalaian kita, cukup Allah saja yang memilihara keteguhan kita, kerena perhatian manusia kadang menghanyutkan keikhlasan. Saudaraku, semoga Allah menjadikan kita pribadi kita di saat berbaur mampu menyamangati yang lain dan saat sendiri mampu menguatkan dirinya sendiri.
  • Kalau ada nikmat Allah yang dikaruniakan sebagai mahkota kehormatan manusia, pastilah malu salah satunya. Kalau ada perisai yang dianugerahkan untuk melawan syetan dan nafsu, mungkin malu adalah bahan dari bagian terluarnya.

Kalau ada pakaian yang menutup aurat lahir dan batin, jadilah malu sbg benang-benangnya.


ibumu! ibumu! ibumu!

Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh dua syeikh hadits: Bukhari dan Muslim. Dari
Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw dan bertanya
kepada beliau, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli?" Beliau
menjawab, "Ibumu! Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasul menjawab lagi, "Ibumu!" Ia balik
bertanya, "Siapa lagi?" Rasul kembali menjawab, "Ibumu!" Ia kembali bertanya, "Lalu siapa
lagi?" Beliau menjawab, "Bapakmu!" (Dikeluarkan oleh Asy-Syaikhani (Bukhari-Muslim).

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ia bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah
siapakah orang yang paling pantas aku pergauli?" Rasul menjawab, "Ibumu, ibumu ibumu dan
bapakmu! Kemudian orang yang paling dekat denganmu dan paling dekat." (Dikeluarkan oleh
Imam Muslim).

Senin, 16 Agustus 2010

MERAIH TAQWA DENGAN PUASA RAMADHAN

MERAIH TAQWA DENGAN PUASA RAMADHAN
Oleh Ir. Syamsu Hilal


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-
Baqarah: 183).

Dalam setiap khutbah, khotib selalu menyampaikan pesan takwa kepada umat Islam. Bahkan pesan takwa ini merupakan rukun dari
khutbah itu sendiri. Mengapa? Karena takwa adalah wasiat dari Allah Swt. dan para Rasul-Nya. Allah Swt. berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam” (QS Ali Imran: 102).
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda, “Bertakwalah kalian kepada Allah di mana pun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan
dan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapus kejelekan. Dan perlakukanlah manusia itu dengan akhlak terpuji” (HR Tirmidzi).
Takwa menjadi wasiat abadi karena mengandung kebaikan dan manfaat yang sangat besar bagi terwujudnya kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat. Takwa merupakan kumpulan dari semua kebaikan dan pencegah segala kejahatan. Dengan takwa, seorang mukmin
akan mendapatkan dukungan dan pertolongan dari Allah Swt.

Senin, 09 Agustus 2010

bahaya menyia-nyiakan shalat

"Maka, datanglah sesudah mereka pengganti (yang kelak) yang menyia-nyiakan salat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui sesesatan. Kecuali
orang-orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh." (Maryam: 59-60).
Ibnu Abbas berkata, "Makna menyia-yiakan salat salat bukanlah meninggalkannya sama sekali,
tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya."
Imam para tabi'in, Sa'id bin Musayyib berkata, "Maksudnya adalah orang itu tidak mengerjakan
salat duhur sehingga datang waktu asar; tidak mengerjakan asar sehingga datang magrib; tidak
salat magrib sampai datang isya; tidak salat isya sampai fajar menjelang; tidak salat subuh
sampai matahari terbit. Barang siapa mati dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini dan
tidak bertobat, Allah menjanjikan baginya Ghayy, yaitu lembah di neraka Jahanam yang sangat
dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya."

Kamis, 05 Agustus 2010

marhaban ya ramadhan dengan senam daqu

“Alangkah indahnya bisa menikmati kebersamaan bersama keluarga dan orang-orang tercinta jelang bulan suci Ramadhan ini,“ seru Ustadz Yusuf Mansur di hadapan ribuan orang yang memadati Lapangan Ikada Taman Monas, Ahad (01/07/2010). ‘’Mari kita bermaafan,’’ ajak Ustadz.

Acara yang bertemakan “Nikmati Kebersamaan Keluarga sambil Bersenam Daqu” itu sekaligus merupakan launching Senam Daqu.

Selain bersenam Daqu, jamaah juga melaksanakan shalat Dhuha dan menyimak taushiyah Ustadz Yusuf Mansur.

‘’Menyambut tamu agung Ramadhan 1431 H, kita tentu harus punya persiapan agar bisa memuliakannya dengan sempurna. Salah satu persiapannya adalah kita harus sehat jasmani dan ruhani, agar maksimal mendapat pahala dan barokah Ramadhan,’’ pesan Ustadz Yusuf.
baca selengkapnya

Apakah Jalan Yang Menyampaikan Kepada Kerohanian Ini?





Al-Quranul-Karim dalam pandangannya yang menyeluruh kepada
nirwana semesta ini, manusia dan kehidupan ini, telah menerangkan kepada
kita satu manhaj yang amali dalam mempersiapkan manusia di segi roh,
pembentukan keimanannya dan pentarbiyyahan kejiwaannya.
Firman Allah dalam Surah Al-Anfal:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, nescaya Ia mengadakan bagi kamu (petunjuk) yang membezakan antara yang benar dan yang salah, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu serta mengampunkan (dosa-dosa) kamu. Dan Allah sememangnya mempunyai limpah kurnia yang besar.” (Al-Anfal:29)
Renungi dan perhatikanlah dalam keseluruhan rangkaian ayat-ayat
tadi, apakah yang kita dapati?
Kita mendapati bahawa ketakwaan kepada Allah Azzawajala adalah
merupakan asas gelombang kekuatan, serta asas bagi nur (cahaya) yang
menyuluh dan asas bagi pemberian serta sumbangan (pengorbanan).
Dalam pada itu juga dengan ketakwaan kepada Allah Azzawajala
sahajalah yang membolehkan seseorang mukmin membezakan antara yang
“kurus” dengan yang “gemuk”, yaitu membedakan antara yang hak dengan
yang batil.
Begitulah dengan ketakwaan kepada-Nya, Allah menjadikan bagi
mereka yang bertakwa satu nur (cahaya). Lantaran dengan cahaya tersebut
mereka berjalan di kalangan manusia lalu manusia seluruhnya berpandukan
dengan nur hidayah (yang mereka bawa) dan bersinarkan dengan nur
tersebut.
Dengan ketakwaan kepada-Nya, mereka (yang bertakwa) mendapat
jalan keluar (daripada kesusahan) kepada jalan yang penuh dengan
keamanan. Sekalipun mereka di ketika itu berhadapan dengan maut serta
berhadapan dengan seksaan-seksaan.
Sayyid Qutb dalam mentafsirkan firman Allah
(Surah Al-Anfal:29)
menyatakan: “Inilah dia bekalan iaitu bekalan persediaan dan
kelengkapan di perjalanan. Bekalan ketakwaan yang menghidup,
membangkit dan menyedarkan hati, membuahkan di dalamnya setinggi-
tinggi kesedaran, kewaspadaan dan berhati-hati. Menyediakan baginya sinar
cahaya petunjuk yang menyingkap segala rintangan ujian di liku-liku
perjalanan yang sejauh mata memandang. Cahaya petunjuk ini merupakan
cahaya yang tidak dikelami dengan sebarang syubhat (kesamaran) serta
mendindingi pemikiran yang sempurna dan benar. Kemudiannya, ia adalah
merupakan bekalan mengampun dan memaafkan sebarang kesalahan,
bekalan kedamaian yang mencurahkan ketenangan dan kegembiraan,
bekalan cita-cita serta impian untuk memenuhi dan mencapai kurniaan Allah
yang maha besar di ketika hari yang tiada di sana sebarang bekalan di ketika
hari yang mana keseluruhan amalan adalah sia-sia, tidak mempunyai
sebarang nilaian. Kesemuanya ini adalah merupakan kenyataan: Bahawa
hanya ketakwaan kepada Allah sahajalah yang benar wujud dan menjelma di
hati, satu petunjuk yang membezakan antara yang benar dan yang batil yang
seterusnya menyingkapkan rintangan dan halangan di perjalanan. Begitu
juga dengan hakikat-hakikat kepercayaan (akidah) ini tidak akan dirasai,
difahami dan diketahui melainkan kepada mereka yang melaksanakan secara
amali.”