Senin, 09 Agustus 2010

bahaya menyia-nyiakan shalat

"Maka, datanglah sesudah mereka pengganti (yang kelak) yang menyia-nyiakan salat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui sesesatan. Kecuali
orang-orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh." (Maryam: 59-60).
Ibnu Abbas berkata, "Makna menyia-yiakan salat salat bukanlah meninggalkannya sama sekali,
tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya."
Imam para tabi'in, Sa'id bin Musayyib berkata, "Maksudnya adalah orang itu tidak mengerjakan
salat duhur sehingga datang waktu asar; tidak mengerjakan asar sehingga datang magrib; tidak
salat magrib sampai datang isya; tidak salat isya sampai fajar menjelang; tidak salat subuh
sampai matahari terbit. Barang siapa mati dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini dan
tidak bertobat, Allah menjanjikan baginya Ghayy, yaitu lembah di neraka Jahanam yang sangat
dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya."

"Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lupa akan
salatnya." Al-Maa'uun: 4--5). Orang-orang lupa adalah orang-orang yang lalai dan meremehkan
salat.
Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang orang-orang
yang lupa akan salatnya. Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya."
Mereka disebut orang-orang yang salat. Namun, ketika mereka meremehkan dan
mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya, mereka diancam dengan Wail, azab yang berat.
Ada juga yang mengatakan bahwa Wail adalah sebuah lembah di neraka Jahanam, jika
gunung-gunung yang ada dimasukkan ke sana niscaya akan meleleh semuanya karena sangat
panasnya. Itulah tempat bagi orang-orang yang meremehkan salat dan mengakhirkannya dari
waktunya. Kecuali, orang-orang yang bertobat kepada Allah Taala dan menyesal atas
kelalaiannya.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang rugi. (Al-Munafiqun: 9).
Para mufasir menjelaskan, "Maksud mengingat Allah dalam ayat ini adalah salat lima waktu.
Maka, barang siapa disibukkan oleh harta perniagaannya, kehidupan dunianya, sawah
ladangnya, dan anak-anaknya dari mengerjakan salat pada waktunya, maka ia termasuk
orang-orang yang merugi."
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, "Amal yang pertama kali dihisab padahari kiamat dari
seorang hamba adalah salatnya. Jika salatnya baik maka telah sukses dan beruntunglah ia,
sebaliknya, jika rusak, sungguh telah gagal dan merugilah ia." (HR Tirmizi dan yang lain dari
Abu Hurairah. Ia berkata, "Hasan Gharib.")
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan 'Laa ilaaha
illallah' (Tiada yang berhak diibadahi selain Allah) dan mengerjakan salat serta membayar
zakat. Jika mereka telah memenuhinya, maka darah dan hartanya aku lindungi kecuali dengan
haknya. Adapun hisabnya maka itu kepada Allah." (HR Bukhari dan Muslim).
Dan, "Barang siapa menjaganya maka ia akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada
hari kiamat nanti. Sedang yang tidak menjaganya, maka tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan
keselamatan pada hari itu. Pada hari itu ia akan dikumpulkan bersama Firaun, Qarun, Haman,
dan ubay bin Khalaf." (HR Ahmad).
Sebagian ulama berkata, "Hanyasanya orang yang meninggalkan salat dikumpulkan dengan
empat orang itu karena ia telah menyibukkan diri dengan harta, kekuasaan, pangkat/jabatan,
dan perniagaannya dari salat. Jika ia disibukkan dengan hartanya, ia akan dikumpulkan
bersama Qarun. Jika ia disibukkan dengan kekuasaannya, ia akan dikumpulkan dengan Firaun.
Jika ia disibukkan dengan pangkat/jabatan, ia akan dikumpulkan bersama Haman. Dan, jika ia
disibukkan dengan perniagaannya akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf, seorang
pedagang yang kafir di Mekah saat itu."
Mu'adz bin Jabal meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa meninggalkan salat
wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari Allah Azza wa Jalla." (HR Ahmad).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar